Mengungkap Tantangan Kesehatan Mental pada Remaja di Indonesia

Masalah kesehatan mental pada remaja dan perilaku berkelanjutan menjadi dua isu penting yang semakin mendapat perhatian di Indonesia. Perlu adanya pembahasan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kedua aspek tersebut serta intervensi yang dapat diterapkan untuk mengatasinya. Dalam artikel ini, kita akan mengupas bagaimana faktor psikososial, lingkungan, serta intervensi dapat memengaruhi perilaku remaja dalam konteks Indonesia.

Masalah Kesehatan Mental pada Remaja Indonesia: Prevalensi dan Faktor Risiko

Prevalensi masalah kesehatan mental, seperti gangguan psikologis dan depresi terus meningkat di kalangan remaja Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa hampir sepertiga remaja bersekolah melaporkan mengalami gangguan psikologis, sementara prevalensi depresi mencapai 12,6%. Studi ini juga mengungkapkan bahwa faktor-faktor gender dan geografi berperan penting dalam variasi prevalensi tersebut.1 Remaja perempuan, misalnya, melaporkan tingkat gangguan psikologis dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Di sisi lain, remaja yang tidak bersekolah cenderung menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi dalam masalah kesehatan mental.1 Intervensi yang tepat, seperti meningkatkan akses ke layanan kesehatan mental dan mendukung pengembangan keterampilan sosial, sangat diperlukan untuk mengurangi dampak masalah kesehatan mental ini.

Kesehatan Mental dan Perilaku Berkelanjutan: Pengaruh Faktor Lingkungan dan Psikososial di Sekolah

Lingkungan sekolah memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku berkelanjutan pada remaja. Penelitian yang membahas psikologi lingkungan sekolah menemukan bahwa faktor lingkungan fisik, kebijakan, serta keterlibatan pemangku kepentingan dapat memengaruhi sikap dan perilaku siswa terkait keberlanjutan.2 Misalnya, siswa yang belajar di sekolah dengan kebijakan ramah lingkungan cenderung lebih memperhatikan isu-isu keberlanjutan. Selain itu, keterlibatan aktif orang tua dan komunitas juga dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya keberlanjutan. Hal ini menunjukkan perlunya menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung perubahan perilaku yang positif, baik dalam hal kesehatan mental maupun tindakan berkelanjutan.

Mengurangi Perilaku Self-Harm pada Remaja: Model Intervensi yang Efektif

Kesehatan mental remaja dapat mengakibatkan munculnya perilaku yang membahayakan bagi diri remaja tersebut. Masalah perilaku self-harm di kalangan remaja juga menjadi perhatian di Indonesia. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menemukan model intervensi yang efektif dalam mengurangi perilaku tersebut. Beberapa pendekatan yang ditemukan termasuk Acceptance and Commitment Therapy (ACT-DEA), aplikasi mobile berisi dukungan teman sebaya, dan terapi penulisan ekspresif.3 Intervensi ini berfokus pada pengelolaan emosi, pengembangan keterampilan koping positif, dan pemberian dukungan sosial untuk mencegah perilaku berbahaya tersebut.

Mendorong Perubahan Perilaku Positif: Intervensi di Sekolah untuk Kesehatan Mental dan Keberlanjutan

Intervensi yang berfokus pada peningkatan kesadaran, perubahan sikap, dan penguatan dukungan sosial bagi remaja sangatlah penting untuk dilakukan. Dalam konteks kesehatan mental, penting untuk mengurangi stigma terhadap masalah psikologis, memperkuat dukungan dari keluarga dan teman, serta menyediakan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan mental. Sementara itu, untuk keberlanjutan, sekolah-sekolah harus lebih banyak mengintegrasikan pendidikan lingkungan dan kebijakan ramah lingkungan, serta menyediakan ruang bagi siswa untuk terlibat aktif dalam proyek-proyek berkelanjutan.2

Kesehatan mental yang buruk dan perilaku self-harm dapat merusak kualitas hidup remaja, sementara ketidakpedulian terhadap isu keberlanjutan dapat menghambat upaya untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan intervensi yang lebih holistik dan terintegrasi, baik di tingkat sekolah, keluarga, maupun komunitas, yang tidak hanya mendukung kesejahteraan mental, tetapi juga mendorong perilaku yang lebih berkelanjutan. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu remaja Indonesia tumbuh menjadi individu yang lebih sehat, bahagia, dan peduli terhadap lingkungan.

Sumber:

1.          Pham MD, Wulan NR, Sawyer SM, Agius PA, Fisher J, Tran T, et al. Mental Health Problems Among Indonesian Adolescents: Findings of a Cross-Sectional Study Utilising Validated Scales and Innovative Sampling Methods. J Adolesc Heal [Internet]. 2024;75(6):929–38. Available from: https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2024.07.016

2.          Rahmania T. Exploring School Environmental Psychology in Children and Adolescents: The Influence of Environmental and Psychosocial Factors on Sustainable Behavior in Indonesia. Heliyon [Internet]. 2024;10(18):e37881. Available from: https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2024.e37881

3.          Kurniawan K, Pratama A, Amalia A, Nida Robbani A, Lathifah A, Khoirunnisa K, et al. Exploring Effective Interventions to Reduce Self-Harm Behavior in Adolescents: A Scoping Review. Int J Africa Nurs Sci [Internet]. 2024;20(January):100762. Available from: https://doi.org/10.1016/j.ijans.2024.100762

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *