
Makanan pelengkap ASI (MP-ASI) merupakan tahap penting dalam perkembangan gizi bayi yang harus disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi MP-ASI komersial di Indonesia semakin meningkat, seiring dengan berkembangnya produk makanan bayi yang dipasarkan secara luas. Meskipun keberadaan MP-ASI komersial memberi kemudahan bagi para orangtua, terutama bagi yang memiliki keterbatasan waktu, banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa produk-produk tersebut sering kali tidak sepenuhnya memenuhi standar gizi yang direkomendasikan. Berdasarkan empat jurnal penelitian terbaru, kita bisa melihat tantangan yang dihadapi serta peluang untuk memperbaiki kualitas MP-ASI komersial di Indonesia.
Ultraprocessed dan Penggunaan Aditif dalam MP-ASI Komersial
Salah satu masalah yang ditemukan dalam penelitian oleh Pries et al. (2024) mengenai produk makanan pendamping ASI di Asia Tenggara adalah banyaknya produk ultraprocessed yang mengandung aditif.1 Ultraprocessed merujuk pada makanan yang telah melalui sejumlah besar proses industri yang mengubah bahan-bahan mentah menjadi produk yang sangat berbeda dari bentuk aslinya. Proses ini sering kali melibatkan penggunaan bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, pemanis, pengental, dan perasa buatan yang tidak biasa ditemukan dalam bahan alami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah dari produk MP-ASI yang beredar di pasar adalah makanan ultraprocessed, yang sering kali mengandung bahan tambahan kosmetik untuk meningkatkan penampilan, rasa, dan tekstur produk. Aditif ini, seperti pengemulsi, pewarna, dan pengental, ditemukan dalam lebih dari 30% produk, dan sekitar sepertiga produk mengandung bahan yang tidak sesuai dengan pedoman internasional seperti Codex Alimentarius. Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun MP-ASI komersial mudah diakses, konsumsi produk ini dapat membawa risiko terhadap kesehatan bayi, terutama dalam hal kecukupan nutrisi dan paparan terhadap bahan kimia tambahan.
Kontribusi MP-ASI Komersial terhadap Asupan Gizi Bayi
Produk MP-ASI komersial memang sudah digunakan secara luas dan hampir tidak terpisahkan dari asupan makanan anak di bawah usia 2 tahun. Namun demikian, kandungan nutrisi dalam produk tersebut perlu diperhatikan untuk memenuhi kecukupan gizi anak. Pada penelitian sebelumnya, anak yang mengonsumsi MP-ASI komersial mendapatkan sekitar 25% dari total dengan kontribusi signifikan terhadap asupan karbohidrat, serat, serta vitamin A, C, dan B6. Namun, meskipun MP-ASI komersial dapat menyediakan sejumlah besar gula tambahan, kontribusi terhadap zat gizi penting lainnya seperti zat besi dan kalsium sangat terbatas.2 Hal ini mencerminkan tantangan yang sama yang dihadapi Indonesia dalam memilih produk MP-ASI komersial yang tidak hanya bergizi tetapi juga aman dari bahan tambahan yang tidak diperlukan.
Kepatuhan terhadap Standar Gizi dan Label Produk
Sebuah studi mengungkapkan produk MP-ASI bayi dan balita komersial umumnya tidak sepenuhnya mematuhi standar yang telah ditetapkan. Hanya 28% dari produk yang memenuhi seluruh persyaratan komposisi gizi menurut model profil nutrisi dan promosi yang dikembangkan oleh WHO.3 Di Indonesia, meskipun sudah terdapat pedoman nasional tentang MP-ASI komersial, namun masih banyak produk yang belum sepenuhnya memenuhi standar gizi yang diharapkan, baik dalam hal komposisi nutrisi maupun informasi label yang kurang jelas dan informatif. Hal ini menunjukkan pentingnya peningkatan regulasi yang lebih ketat terhadap produk MP-ASI komersial.
Pengembangan Produk MP-ASI yang Lebih Sehat dan Terjangkau
Penelitian menunjukkan bahwa makanan pelengkap yang terbuat dari bahan alami seperti beras, kedelai, dan labu memiliki potensi besar untuk menjadi alternatif makanan pelengkap yang lebih sehat dan bergizi. Tepung yang dihasilkan dari bahan-bahan ini mengandung protein, karbohidrat, serat, dan vitamin yang sangat penting untuk perkembangan bayi, dengan sedikit atau tanpa aditif tambahan.4 Di Indonesia, mengembangkan dan memperkenalkan produk MP-ASI berbasis bahan lokal yang lebih alami, seperti tepung beras, kedelai, dan labu, bisa menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada produk ultraprocessed yang mengandung bahan kimia tambahan.
Meskipun MP-ASI komersial menawarkan kenyamanan, ada risiko kesehatan terkait dengan konsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan berbahaya dan kurangnya kepatuhan terhadap standar gizi internasional. Namun, peluang untuk memperbaiki situasi ini sangat besar. Pemerintah dan industri makanan harus bekerja sama untuk memperkenalkan standar gizi yang lebih ketat dan memperkenalkan produk yang lebih sehat dan bergizi. Produk MP-ASI berbasis bahan lokal yang lebih alami dan bergizi dapat menjadi pilihan yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan bayi dan anak-anak Indonesia.
Sumber:
1. Pries AM, Bassetti E, Badham J, Baker P, Blankenship J, Dunford EK, et al. Ultraprocessing and Presence of Additives in Commercially Produced Complementary Foods in Seven Southeast Asian Countries: a Cross-Sectional Study. Am J Clin Nutr [Internet]. 2024;120(2):310–9. Available from: https://doi.org/10.1016/j.ajcnut.2024.04.003
2. Haszard JJ, Heath ALM, Katiforis I, Fleming EA, Taylor RW. Contribution of Infant Food Pouches and Other Commercial Infant Foods to the Diets of Infants: A Cross-sectional Study. Am J Clin Nutr [Internet]. 2024 May;119(5):1238–47. Available from: https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0002916524002764
3. Scully M, Jinnette R, Le L, Martin J, Schmidtke A. Compliance of Australian Commercial Foods for Young Children (<36 months) with an International Nutrient and Promotion Profile Model. Aust N Z J Public Health [Internet]. 2024;48(3):100158. Available from: https://doi.org/10.1016/j.anzjph.2024.100158
4. Ihedinachi OA, Udeh CC, Emojorho EE, Amonyeze AO, Nwaorgu SI, Aniemena CC. Evaluation of Nutritional Qualities of Complementary Food Produce from Malted Rice, Soybean and Pumpkin Pulp Flour. Food Chem Adv [Internet]. 2025;6(December 2024):100863. Available from: https://doi.org/10.1016/j.focha.2024.100863